kumpulan corat-coretku, sederhana namun mengasyikan apapun yang aku tulis.

Apakah ini semua Sepele? (Lalu)

ini aku, bersama semua rasa yang aku pendam sendiri. bukan masalah aku tidak terbuka atau aku tak menganggapmu ada, aku hanya takut kau tak bisa menerima apa yang aku rasakan. aku takut kau mengecapku posesif lah, tak bisa menghargai sebagai pasanganlah, tak percaya sama pasangan sendirilah, atau apalah kata-kata yang biasa kau ucap ketika kau berusaha menahan semburat emosimu tetapi tak bisa kau hentikan dan malah semakin menggebu-gebu. aku tidak bicara, ya karena aku tidak ingin kamu marah yang sebenarnya hanya karena masalah sepele. sepele dipikiran, tapi tidak sepele diperasaan. aku bukannya bersifat kekanak-kanakan, tetapi dari pola pandangku, kamu yang tidak bisa mengerti apa yang aku rasakan. mungkin kelihatannya omong kosong ya, membicarakan soal perasaan, mungkin seorang lelaki tidak pernah memikirkan hal itu. mereka hanya melihat apa yang bisa di lihat. tidak pentinglah mengurusi seperti itu, karena mungkin sudah kodratnya wanita itu memiliki perasaan, kadang aku tidak mengerti apa yang kamu fikirkan. kadang aku juga merasa apakah kamu itu tidak pernah memikirkan perasaanku? lalu mengapa kamu memberikan tempat untuk kuisi dan kamu dulu juga membebaskanku untuk mendapatkan posisi sebagai pasanganmu? bahkan kalau bisa kuingat, kamu yang menawarinya. jadi sekarang semuanya tidak berarti? lalu apa? bahkan aku terkadang ingin menjadi seperti mereka yang selalu kau perhatikan meskipun bukan siapa-siapamu, sedang aku? seringkali rasa tak acuhmu itu menghinggapi ketika kau sedang berkomunikasi denganku. apa mungkin dengan mereka kau merasa mendapatkan kenyamanan? merasa mendapatkan hal baru yang indah? yang tidak kau dapatkan dariku? sedang aku? hanya kau jadikan patung? atau hanya seperti onggokan sampah? lalu aku mulai didatangi rasa lelahku mengurusi dan menghadapimu, aku mulai lemah karena selalu berjuang sendiri, tapi sellau saja disaat seperti itu kamu tidak mencari perhataian mereka, tetapi ketika aku kuat, kau malah mengorek-orek perhatian mereka. jadi sekarang yang dapat ku simpulkan apa? kau membuatku lemah disaat hubungan kita baik? dan kau membuat rasa raguku hadir untuk membuat suatu keputusan? aku bingung sebenarnya menghadapimu. terkadang aku ingin memperbaiki hal-hal yang membuatmu marah, aku juga ingin dan berusaha mengubah keadaan terpuruknya kita, tapi apa? sama sekali direspon negatif, dan menurutku malah semakin keruh, seakan semua yang bersalah aku. padahal aku yang berusaha memperbaiki semuanya kan? mungkin dulu iya, ku mengenalmu menjadi pribadi yang mudah untuk memperbaiki hubungan yang mengeruh. tapi sekarang apa? menurutku tingkat kedewasaanmu mulai berkurang dan malah sekarang seperti anak kecil. memperbaiki hubungan saja tidak bisa. meminta maaf duluan saja tidak mau. mengabari duluan saja tidak ingin, selalu menganggap bahwa aku selalu menyalahkannya. lalu apa lagi? jadi aku yang harus memperbaiki semua? jadi harus aku yang dewasa? jadi harus aku yang meminta maaf duluan meskipun aku tak salah dan tak tau kesalahanku apa? jadi harus aku yang mengabari duluan? jadi aku harus menilai diriku ini salah dantidak pernah benar dimataku, dimatamu, dan dimata orang lain? lalu hanya aku sendiri yang memperjuangkannya? lalu kamu hanya diam, pasrah, tak peduli? aku harus bagaimana untuk membuatmu sadar? kukatakan pun, kau tak bisa mendengar dan mengerti apalagi meresapinya supaya kamu bisa mempraktikkannya.seringkali aku tanya apa kamu lelah? kamu hanya berkata tak apa lalu diikuti ekor emosi dan kejutekan dan diperparah lagi oleh rasa tak pahammu. apa semua ini hanya membuang waktu? apa aku salah memilih? apa kamu bukan orang yang tepat? pilihan ata ketepatan sebenarnya itu tergantung kita, hanya saja jika sudah tidak bisa dirubah dan hanya saling menyakiti, untuk apa?

Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

© dara hermalita n♔, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena